Senin, 01 September 2014

ato

ACARA IV
BUDIDAYA TANAMAN DAUN UNGU
Tabel 4.1. Pengaruh Asal Stek terhadap Jumlah Tunas Tanaman Daun Ungu (Graptophyllum pictum)
Perlakuan
Jumlah Tunas
Rata-rata
Ulangan
1
2
3
4
Ujung
3
3
2
1
2,25
Tengah
4
5
2
2
3,25
Pangkal
4
5
1
9
4,75
Sumber: Data Rekapan
Tanaman Daun Ungu merupakan tumbuhan perdu berbatang tegak ini biasanya tumbuh liar di antara semak-semak di dataran rendah. Tetapi tanaman ini juga banyak ditanam di pekarangan-pekarangan sebagai pagar hidup. Tinggi tanaman ini sekitar 1,5 – 3 m bahkan sampai 7 m. Daunnya yang lonjong berwarna ungu bergelombang pada pinggirnya dan letaknya saling berhadapan. Daun dan kulitnya berbau tidak sedap dan terasa berlendir. Bunganya berwarna merah tua, berupa bulir-bulir dan berbentuk bintang. Ujung daun kelopak bunganya besar dan berbentuk daun biasa berwarna putih (Harmanto, 2009).
Pada praktikum kali ini menggunakan tanaman daun ungu. Perlakuan sama seperti tanaman tapak doro dan kumis kucing. Tanaman daun ungu semuanya tetap hidup sampai panen. Dilihat dari rata-rata jumlah daun, jumlah akar, dan panjang tunas maka tanaman daun ungu yang paling optimal pertumbuhannya adalah yang berasal dari stek pangkal batang. Panjang tanaman berlaku sebaliknya, malah yang paling tinggi tanamannya jika dirata-rata adalah dari ujung batang. Tanaman daun ungu yang paling panjang adalah pada perlakuan ujung dan pangkal ulangan 2 yaitu mencapai 39 cm. Jadi jika dirata-rata semua data maka tanaman daun ungu yang paling baik pertumbuhannya adalah yang berasal dari pangkal batang.

Batang bagian ujung pertumbuhannya kurang optimal karena kemampuan adaptasinya rendah. Batang bagian ujung sulit beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Lalu batang bagian pangkal mudah beradaptasi dengan lingkungan yang baru.