Jumat, 25 Januari 2013


BUDAYA BERBUSANA BATIK
Kalian tahu tidak, kalau ternyata busana batik sudah sangat menjadi kewajiban bagi banyak penduduk Indonesia?  Sudah pasti kita patut bangga pada busana batik yang telah dipakai oleh banyak kalangan. Busana batik yang indah dan elok rupanya ini, ternyata mampu menarik hati para penduduk Indonesia untuk tetap melestarikannya. Ternyata ada banyak rahasia tersembunyi dibalik keindahan dan keelokan busana batik.
SEJARAH BATIK

Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dahulu. Batik berkembang luas sekitar abad 17,18 dan 19, khususnya di wilayah Pulau Jawa, bermula dari kerajaan-kerajaan di Solo danYogyakarta. Awalnya batik hanya sekedar hobi dari para keluarga raja di dalam berhias lewat pakaian. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja, keluarga, dan para pengikutnya.
Lalu banyak dari pengikut raja yang tinggal di luar kraton. Kesenian batik ini dibawa oleh mereka ke luar kraton dan dikerjakan di tempatnya masing-masing. Lama-lama kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum ibu rumah tangga untuk mengisi waktu senggang. Batik yang dulunya hanya merupakan pakaian keluarga kraton kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria.
Bahan kain putih yang digunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri. Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai terdiri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari: pohon mengkudu, tinggi, nila, soga dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur.
MOTIF DAN CORAK BATIK
Batik Solo terkenal dengan corak dan pola tradisionalnya batik dalam proses cap maupun dalam batik tulisnya. Bahan-bahan yang dipergunakan untuk pewarnaan masih tetap banyak memakai bahan-bahan dalam negeri seperti soga Jawa yang sudah terkenal sejak dahulu. Polanya tetap antara lain terkenal dengan Sidomukti dan Sidoluhur.
Motif/ corak batik yang dipakai dalam pasowanan di lingkungan
Kraton Surakarta :
1.        Batik Parang Rusak
Motif ini di pakai oleh Kanjeng Gusti Pangeran Aryo Adipati (KGPAA), Pangeran Putra, Pangeran Sentana dan Sentana Dalem yang berpangkat bupati riya nginggil yang bergelar KRMH.
2.        Batik Rejeng
Jenis motif ini dikenakan para komandan prajurit (setingkat Perwira Tinggi) dan duta kraton.
3.        Batik Padhas Gempal
Motif ini di pakai para Abdidalem yang berpangkat Panewu/ Mantri dari golongan Sorogeni (Prajurit Sorogeni, yang berseragam merah) ke bawah.
4.        Batik Medhangan
Motif ini di pakai oleh para Panewu/ Mantri ke bawah dari golongan Sangkragnyana.
5.        Batik Kumitir
Motif ini digunakan oleh para Panewu/ Mantri ke bawah dari golongan kanoman.
6.        Batik Udan Riris
Motif bathik ini di pakai oleh pepatih dalem (dari keterangan Pakoe Boewono XII; apabila Patih tersebut masih menantu Raja).
7.        Batik Semen Latar Putih
Motif ini di pakai oleh Abdidalem yang berpangkat Bupati, Bupati Anom dalam dan luar.
8.        Batik Tambal Miring
 Motif ini di pakai oleh para Abdidalem yang berpangkat Panewu/ Mantri dari golongan Juru Tulis.
9.        Batik Jamblang
Motif ini di pakai oleh para Panewu/ Mantri ke bawah dari golongan kadipaten Anom.
10.    Batik Krambil Secukil
Motif ini di gunakan oleh para Abdidalem Panewu/ Mantri ke bawah, di bawah perintah Kepatihan.
11.    Kain Lurik Perkutut
Merupakan kain yang dipergunakan Abdidalem berpangkat Jajar Priyantaka.
12.    Kain Sindur
Merupakan kain yang dipergunakan Abdidalem Krisdastawa atau Canthangbalung.
13.    Batik Tambal Kanoman
Bathikan kampuh/dodotan para bupati, bupati anom, dan juru tulis kantor.
14.    Batik Ayam Puser
Motif ini dipakai oleh para Abdidalem yg berpangkat Panewu/Mantri ke bawah dari golongan Yogeswara atau Suranata atau Abdidalem Ulama.
15.    Batik Slobog
Motif ini di gunakan oleh para Abdidalem Panewu/ Mantri ke bawah dari golongan niyaga (penabuh gamelan).
16.    Batik Wora -Wari Rumpuk
Motif ini di gunakan oleh para Abdidalem Panewu/ Mantri ke bawah dari golongan Pangrehpraja atau yang membawahi wilayah.
KONDISI BATIK SAAT INI
Batik sudah lama dikenal oleh rakyat Indonesia sejak dulu kala. Dahulu kala banyak ibu-ibu rumah tangga yang menjadikan berbatik sebagai mata pencariannya. Dengan hanya membatik, ibu-ibu rumah tangga mampu menghidupi keluarganya.
Proses pembuatan batik tulis cukuplah lama tergantung dari motifnya. Ada motif yang cukup mudah dan ada yang cukup sulit. Dalam membatik khususnya pada batik tulis memerlukan bahan-bahan seperti malam, wadah malam, canting, kompor, dan kain katun yang telah bermotif.
Proses membatik yang cukup lama membuat harga batik tulis cukup mahal. Karna itu, sekarang muncul cara membatik yang lebih murah seperti batik cap. Munculnya batik cap membuat batik tulis semakin tersingkir. Ibu rumah tangga banyak yang berhenti membatik dan beralih ke pekerjaan lain. Contoh nyata adalah bahwa dahulu ibu saya bekerja sebagai pembatik tetapi selanjutnya beralih menjadi pedagang makanan keliling karena prospek pasar batik tulis yang semakin menurun.
Keberadaan batik tulis yang semakin sedikit ternyata tidak 100 % merugikan. Zaman dahulu busana batik hanya bisa dipakai oleh orang-orang kaya/ orang-orang Kraton, tetapi sekarang busana batik dapat dipakai oleh banyak orang.
Karena batik sudah ditetapkan sebagai warisan asli milik Indonesia maka kita wajib melestarikan dengan membudayakan berbusana batik. Di sekolah-sekolah Indonesia sudah menjadi kewajiban untuk memakai seragam batik pada hari-hari tertentu. Di perguruan tinggi, para mahasiswa diwajibkan memakai busana batik pada acara-acara tertentu. Selanjutnya banyak artis, salah satunya yaitu Agnes Monica, yang memakai busana batik saat berada pada even bertaraf Internasional. Pada acara-acara di masyakat umum (misalnya PKK, Arisan Keluarga, Arisan Ibu-ibu, Sinoman, dan lain-lain), kita bisa melihat bahwa busana batik sudah menjadi keharusan untuk dipakai. Dengan semakin banyaknya orang yang memakai busana batik maka budaya batik akan tetap lestari.
Demikian sedikit tentang batik, semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar